mediasumutku.com | JAKARTA – Berdasarkan data Bloomberg, harga perak kontrak pengiriman Februari di Commodity Exchange naik 12% sepanjang tahun lalu menjadi US$ 17,921 per ons troi pada Selasa (31/12). Selama 2019, komoditas logam mulia mencatatkan tren positif. Hal itu juga terjadi pada harga perak.
Keperkasaan si putih pun berlanjut di tahun ini. Buktinya, Jumat (3/1) pukul 18.25 WIB, harga perak kembali naik 1,1% dibandingkan hari sebelumnya ke US$ 18,250 per ons troi.
Walau menguat di akhir tahun, pergerakan perak sebenarnya cenderung fluktuatif di 2019 lalu. Mengingat di semester pertama, harganya cenderung stagnan bahkan sempat mencatatkan level terendah di level US$ 14,623 per ons troi pada akhir Mei.
Namun kemudian harganya perlahan naik hingga akhir tahun 2019. Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, sentimen utama masih berasak dari perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) serta ketegangan geopolitik.
Di sisi lain, cadangan perak turut berkontribusi dalam kenaikan harganya. “Cadangan perak terus turun sementara permintaan kian tinggi. Dengan adanya wacana berakhirnya perang dagang, kemudian disusul dengan permintaan perak yang lebih tinggi membuat harganya terus naik,” kata dia.
Ibrahim pun memperkirakan tren kenaikan harga perak masih berlanjut pada 2020. Setali tiga uang, Analis Central Capital Future Wahyu Laksono juga melihat adanya sentimen positif yang bisa mengerek harga perak.
“Ketegangan geopolitik masih punya faktor besar, seperti di Semenanjung Korea setelah rencana Korea Utara ingin melakukan uji coba nuklir. Dan terbaru dari Timur Tengah yang bergejolak akibat serangan AS yang menewaskan seorang jenderal Iran,” jelas Wahyu.
Karena itu, dia memperkirakan harga perak di tahun ini bisa berada di kisaran US$ 25-US$ 30 per ons troi.
Sedangkan Ibrahim menebak, hingga akhir tahun 2020, harga si putih ada di level US$ 19,362 per ons troi. Karena itu, dia menyarankan bagi anda yang berniat investasi di komoditas ini sebaiknya masuk saat harga di bawah US$ 17 per ons troi.