Scroll untuk baca artikel
Sumut

Melalui IMT-GT, Pemprov Sumut Canangkan Petani Milenial

×

Melalui IMT-GT, Pemprov Sumut Canangkan Petani Milenial

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | MEDAN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) mencanangkan program petani milenial sebagai salah satu highlight program pengembangan petani muda yang mempunyai jiwa entrepreneur agrobisnis. Program ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja dan menumbuhkembangkan wirausaha muda di Sumut.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut Arief S Trinugroho pada acara Smart Farm Technology Smart Choice for Young Farmers Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) di Khas Parapat Hotel, Kabupaten Simalungun, Selasa (12/9).

“Hal ini merupakan salah satu upaya menekan urbanisasi. Peran sumber daya manusia (SDM) pertanian sangat penting untuk kebutuhan kompetensi sumber daya manusia dalam menyongsong era industri 4.0 dan meningkatkan daya saing. Saya sampaikan, program petani milenial ini sangat penting guna mencegah kegagalan regenerasi di sektor pertanian,” kata Arief S Trinugroho.

Arief berharap kepada para petani muda agar mampu memberikan inovasi dan ide kreatif untuk memajukan pertanian di Sumut secara modern dan berorientasi ekspor. Sehingga ke depannya Sumut menjadi provinsi mandiri pangan di Indonesia.

Baca Juga:   Walikota Padangsidimpuan Tandatangani MoU Dengan Ditjen Perbendaharaan

Disampaikan juga, pertanian merupakan salah satu sektor yang paling stabil menopang perekonomian di Sumut. Bahkan sebagian komoditas yang dihasilkan merupakan komoditas ekspor. Oleh sebab itu, Pemprov Sumut menempatkan sektor pertanian menjadi salah satu prioritas utamanya.

“Pemprov Sumut saat ini juga telah melakukan upaya peningkatan produksi di sektor pertanian, seperti pengembangan sarana dan prasarana, pengembangan bibit, pemupukan, optimalisasi, penggunaan mesin pertanian, perbaikan irigasi tersier, pengembangan produk organik, dan pengembangan industri hilir yang terintegrasi dan perkebunan berkelanjutan,” ujarnya.

Arief berharap kegiatan IMT-GT yang dihadiri 42 peserta yang berasal dari perwakilan delegasi Indonesia-Malaysia-Thailand itu dapat menjadi sarana pembelajaran bagi para petani muda di sub-wilayah IMT-GT untuk bertukar pengetahuan dan praktik terbaik terkait akan pentingnya penerapan teknologi pertanian cerdas, sehingga dapat membantu merevitalisasi dan meningkatkan perekonomian lokal.

Baca Juga:   Ungkap TP Narkotika 1 Kilogram Sabu, Kapolres Sergai Berikan Reward kepada 6 Personil Sat Narkoba

“Para petani muda kita dapat memainkan peran penting dalam memodernisasi praktik pertanian, memasukkan unsur-unsur pertanian presisi, dan memperkenalkan teknik-teknik baru yang inovatif untuk mempercepat dan meningkatkan produksi produk pertanian di negara masing-masing,” ujar Arief.

Seperti yang diketahui bahwa IMT-GT merupakan salah satu kerjasama sub regional yang sangat penting. Fokus utama kerjasama IMT-GT adalah mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah. “Oleh karena itu pemerintah daerah harus menjadi motor penggerak forum kerja sama ini. Sehubungan dengan hal tersebut, saya sampaikan bahwa pada tahun ini banyak pelaksanaan kegiatan proyek IMT-GT working group on agriculture and agro-based industry (WGAA) di Indonesia, salah satunya Provinsi Sumut menjadi penanggung jawab pada kegiatan ini,” kata Arief.

Sementara Kepala Pelatihan Pertanian Institut Lampung Abdul Roni Angkat mengatakan, pertanian memegang pernan penting dalam mata pencaharian di masyarakat. Workshop ini, katanya, dirancang untuk memberdayakan generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan mutakhir dalam teknologi pertanian cerdas.

Baca Juga:   Tim Tabur Intelijen Kejati Sumut Amankan DPO Terpidana Perdagangan Orang Di Rumahnya

“Indonesia dengan potensi pertaniannya yang luas, telah lama dikenal sebagai negara agrikultural. Namun tantangan yang dihadapi dari metode pertanian tradisional seperti pola cuaca yang tidak dapat diprediksi dan keterbatasan sumber daya, menjadi penghambat pertumbuhan sektor pertanian. Untuk itu diperlukan revolusi pertanian melalui penerapan pertanian cerdas,” ujarnya.

Ia mengatakan langkah yang dilakukan pertama adalah dengan melakukan pendataan terlebih dahulu melalui alat sensor, drone, dan perangkat lainnya. Dengan begitu, maka diketahui bagaimana data real-time misalnya terkait kondisi tanah, cuaca, dan tanaman.

“Para petani muda sudah mulai menerapkan praktik pertanian vertikal dan hidroponik untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang sekaligus meminimalkan konsumsi sumber data. Selain itu para petani muda saat ini sudah mulai menyadari pentingnya pertanian berkelanjutan. Para petani muda menerapkan parktik pertanian ramah lingkungan, termasuk pertanian organik, rotasi tanaman, dan penggunaan bahan-bahan yang dapat terbiodegradasi,” pungkasnya.(Winda)