mediasumutku.com | JAKARTA – -Ketua DPW PSI Sumatera Utara, Nezar Djoeli, maju sebagai Bakal Calon Wali Kota Medan pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan digelar 27 November 2024 nanti. Beranjak dari karier politiknya, pernah menjadi anggota DPRD Sumut, dan jaringan yang ia miliki, tentu Nezar tidak boleh dipandang remeh, bahkan diprediksi akan menjadi si “Kuda Hitam” di kontestasi Pilkada Walikota Medan nanti, dan bisa saja menjadi pemenang.
Nezar optimis menang di Pilkada Medan dengan mengusung pembangunan keberlanjutan. Termasuk sektor pembangunan jalan tol dalam kota, UMKM, pendidikan, dan kesehatan.
“Saya melihat peluang adanya 4 kursi PSI di DPRD Kota Medan, maka sangat sayang tidak dimanfaatkan, kendati belum cukup harus berkoalisi dengan partai lain, kita maju apalagi melihat saat ini kota Medan kekurangan tokoh,” kata Nezar saat menjadi bintang tamu di Bincang Tipis-Tipis dengan Host Erman Tale Daulay.
Ketua DPW PSI Sumut yang belakangan digadang-gadang jadi Walikota Medan, menjadi sangat menarik untuk diperbincangkan, karena di Medan dengan slogan Ini Medan Bung ada segudang tantangan dan Medan menjadi salah satu barometer politik Nasional, dan kota ini menjadi kumpulan para ketua, saya bilang enggak nekad atau dengan bahasa lain memberanikan diri maju jadi walikota, apa gagasan yang mau Anda jual atau semangat apa yang Anda usung?
“Iya, itu tadi, saya melihat ada peluang dengan 4 kursi di DPRD Medan, kenapa dibiarkan begitu saja. Kekurangannya bisa koalisi dengan partai lain agar kursinya cukup dan bisa mengajukan salah satu pasangan calon. Medan hari ini kekurangan tokoh yang memiliki peluang, tokoh lama sudah tidak ada lagi dan berharap tokoh baru yang muncul maju menjadi walikota Medan perlu yang segar dan fresh, ya fres from the oven,” kata Nezar Djoeli.
Lebih lanjut mantan Anggota DPRD Sumut ini menyampaikan bahwa dengan adanya peluang ini dan PSI memiliki empat kursi, beberapa gagasan sudah saya tawarkan agar masyarakat nantinya melalui gebrakan-gebrakan yang saat ini sedang diramu sedemikian rupa.
Jika nantinya terpilih menjadi Wali Kota Medan Periode 2024-2029, gebrakan-gebrakan yang sudah kita ramu tadi segera kita realisasikan, yang kedua dengan adanya pembangunan-pembangunan yang memang harus kita lanjutkan dari pemerintahan sebelumnya yaitu pembangunan yang kerkelanjutan.
Kata lainnya adalah, lanjut Nezar bahwa PR-PR (pekerjaan rumah-red) di kota Medan ini masih banyak. Ditambah lagi dengan masuknya Pak Prabowo Subianto dan Mas Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang akan menjadi pilar dalam pembangunan di kota Medan dan di Indonesia ini merupakan tantangan bagi saya ya bagaimana nanti saya dapat peran memberikan sumbangsi pemikiran tenaga waktu bahkan mungkin sedikit uang terhadap pembangunan yang ada di Kota Medan.
“Hal pertama saya melihat kemacetan yang terjadi di Kota Medan jangan sampai menjadi sebuah kendala dalam kegiatan ekonomi yang ada di kota Medan. Solusinya, dengan menciptakan tol dalam kota yang kita ambil dari program strategis nasional nantinya yang akan dimatching-kan dengan APBD Kota Medan bisa dimanfaatkan untuk membangun tol dalam kota. Itu akan menjadi program unggulan saya sebagai new-comer atau pendatang baru,” tandasnya.
Sementara host Bincang Tipis-Tipis Erman Daulay menyampaikan bahwa Nezar Djoeli bisa jadi Kuda Hitam. Kenapa saya bilang kuda hitam, karena hitam lebih kadang lebih berbahaya, Kuda hitam ini bisa saja tidak diunggulkan tapi keluar sebagai pemenang. Nah, jadi jangan berkecil hati kenapa saya sebut si kuda hitam.
Bagi Nezar Djoeli, langkah paling penting adalah bagaimana caranya untuk menghilangkan budaya politik uang atau money politic yang ada di tengah-tengah hiruk pikuk Pilkada Wali Kota Medan nanti. Yang bisa kita lakukan adalah dengan pelan-pelan harus kita jual gagasan dan program yang benar-benar pro rakyat.
“Kalau segala sesuatu masih diukur dengan uang, mau sampai kapan kita berubah. Kita hanya bisa memberikan program yang realistis karena yang realistis antara lain dalam hal meningkatkan indeks pembangunan manusia itu tentu tidak lepas dari kesehatan, pendidikan dan mata pencarian,” kata Nezar Djoeli.
Lebih lanjut Nezar Djoeli yang sangat konsen dalam mendukung UMKM menyampaikan, dengan terpilihnya Pak Prabowo kemarin sebagai presiden, mereka kan mempunyai sebuah program yang dinamakan makan siang gratis, betul itu kita akan membuat UMKM di kota Medan ini menjadi hidup dengan mengerjakan apa yang menjadi perencanaan-perencanaan Presiden dalam memberikan makan siang gratis kepada anak-anak sekolah.
“UMKM akan kita gairahkan dengan diberikan anggaran-anggaran tersebut melalui pelaku UMKM langsung, jangan dikelola oleh individual ataupun jangan dikelola oleh sekelompok orang yang hanya mengambil keuntungan pribadi tetapi bagilah kepada UMKM yang benar-benar sangat membutuhkan pertolongan,” tegasnya.
Apabila UMKM ini mendapat dukungan dan bantuan, lanjutnya maka kebutuhan hidupnya akan terpenuhi, kebutuhan gizi anak-anak juga terpenuhi maka mereka akan menjadi sehat otaknya, menjadi cerdas, maka mereka mengikuti pelajaran pun akan lebih baik, IPM akhirnya bisa meningkat.
“Ke depan, kita juga akan mendorong agar kendala-kendala yang dihadapi UMKM bisa segera diberikan jalan keluarnya, seperti pengurusan ijin berusaha bagi UMKM yang nantinya menjadi persyaratan mutlak dalam memperoleh bantuan atau dukungan modal dari perbankan,” tegasnya.
Itu sebabnya, dalam menselektifkan UMKM yang memang betul-betul harus berasal dari arus bawah. Jangan UMKM yang ditunggangi oleh oknum-oknum pemerintah yang berharap dapat keuntungan, sementara pelaku UMKM murni yang mengharapkan bantuan justru ditinggalkan. Pelayanan publik satu atap harus benar-benar dijalankan dan tidak ada lagi oknum yang mencoba memberatkan pelaku UMKM dalam mengurus ijin usahanya.
Hal lain yang menjadi perhatian Nezar Djoeli adalah masalah kesehatan. Paling sedih rasanya kalau ada masyarakat mau berobat ditolak oleh pihak rumah sakit. Soal kesehatan ini, kemarin Pak Jokowi sudah menyampaikan akan menghapuskan kelas dalam BPJS Kesehatan. Ini merupakan sebuah terobosan dari pemerintah pusat dalam melayani rakyatnya.
Kemudian, lanjutnya untuk sebuah kota atau kabupaten yang sebagian besar masyarakatnya sudah terdaftar menjadi anggota BPJS Kesehatan, kalau mereka datang berobat cukup menunjukkan KTP, dengan cara itu Rumah Sakit agar lebih memanusiakan manusiaalah, artinya kalau ada warga masyarakat yang dirawat di rumah sakit, jangan lah pula disuruh pulang sementara pasiennya belum sembuh.
Terkait dengan citra dan program Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kota Medan, Nezar Djoeli dengan tegas menyampaikan bahwa sampai hari ini ia sangat konsen dalam mendorong anak-anak muda yang memiliki kecerdasan untuk terjun ke politik. Mereka ini kita berikan pendidikan politik dan harapan kita ke depan tidak transaksional.
“Apabila dalam Pemilu dan Pilkada, rakyat Indonesia khususnya masyarakat kota Medan kalau masih tetap berpikiran transaksional terhadap seorang pemimpin yang akan maju, iya kalau bisa dari sekarang kita tinggalkanlah itu, artinya uang mohon maaf kalau dikasih sekarang, maka ke depan si paslon tadi akan berkata bahwa kita sudah dibayar lunas di awal, jadi program yang akan direalisasikan nanti dulu, kesannya akan seperti itu yang terjadi ketika kita masih berpikiran transaksional,” tegasnya.
Untuk urusan banjir dan masalah kebersihan kota Medan, kata Nezar Djoeli perlu terobosan untuk melihat kembali grand desain kota Medan, terutama dalam upaya pengendalian masalah banjir agar ke depan bisa menjadi kota wisata kuliner yang bersih dan asri.
Di akhir perbincangan dengan Erman Daulay, ternyata Nezar Djoeli yang digelari si ‘Kuda Hitam’ oleh host sudah mendapat surat tugas dari DPP PSI untuk segera membangun komunikasi dalam mencari pasangan calon dan tambahan perolehan kursi sebagai syarat untuk maju. Caranya adalah membangun komunikasi dengan partai pengusung lainnya.