Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Teknologi

Pemuda di Tanjungbalai Penghobi Kedirgantaraan Rakit Pesawat Aeromodeling

×

Pemuda di Tanjungbalai Penghobi Kedirgantaraan Rakit Pesawat Aeromodeling

Sebarkan artikel ini

TANJUNGBALAI– Seorang pemuda di Tanjungbalai Sumatera Utara (Sumut) memiliki ketertarikan pada dunia kedirgantaraan hingga membuatnya menjadi pengkoleksi sekaligus perakit pesawat aeromodeling berbagai jenis dan ukuran.

Di dalam sebuah kamar rumahnya berukuran 2 x 3 meter di Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai, pria bernama Riswan Sitorus (30) menjadikan ruangan itu sebagai bengkel sekaligus hanggar pesawat berukuran mini untuk melampiaskan hobinya.

“Kalau mulai mengkoleksi dan jadi hobi ini sejak tahun 2013. Saya memang suka dengan hal- hal yang berbau dengan kedirgantaraan,” kata pria yang hanya memiliki lulusan SMA ini saat berbincang dengan wartawan, Rabu (8/12/2021).

Di hangar mini miliknya berbagai macam pesawat remote controle (RC) aeromodeling diparkir di atap langit kamarnya mulai dari jet atau pesawat tempur, boeing, sky surver, aerobatic, trainer dan heli. Dia pun mengkoleksi beberapa type mobil RC dan ditaksir seluruh koleksinya itu bisa mencapai belasan juta rupiah.

Baca Juga:   Duh, KAI Access Alami Masalah

“Ada belasan lah, (koleksi) enggak pernah hitung. Kalau sama yang rusak dan bangkainya enggak bisa dipakai lagi itu bisa sampai puluhan,” kata dia.

Biasanya, ia merakit sendiri body pesawat yang berbahan baku styrofoam dengan mempelajarinya di internet. Sedangkan perangkat lunak sensor pesawat ia beli dari situs online dari dalam hingga luar negeri.

“Kalau perangkat keras, yang hardware kebanyakan rakit sendiri, ada juga sebagian beli terpisah dari online di daerah Jawa. Kalau softwarenya, mesin-mesin itu banyak dari China, ada dari Jepang juga,” kata dia.

Selain mengkoleksi pesawat dengan tenaga listrik dan batrai, Riswan juga memiliki pesawat jet yang berbahan bakar bensin yang saat ini sedang tahap perakitan.

Baca Juga:   Telkomsel Optimalkan Perannya Sebagai Digital Ecosystem Enabler

Selama kurang lebih delapan tahun menjadi penghobi aeromodeling Ridwan menceritakan suka duka yang dia hadapi dalam menerbangkan pesawat. Selain minimnya komunitas aeromodeling di tempat tinggalnya, ia juga sudah pernah mengalami puluhan kali kegagalan dalam menerbangkan pesawat.

“Memang ada yang enggak bisa langsung terbang sampai jatuh ketika dikendalikan. Tapi dari situ saya banyak dapat pelajaran. Kalau sudah terbang bisa dikendalikan kepuasan itu bagi saya tidak ada nilainya,” kata dia.

Hasil rakitannya tersebut, pernah beberapa kali ia jual di sosial media. Selain dapat merestorasi pesawat, dia juga bisa memperbaiki kamera heli tanpa awak (drone) dengan kerusakan ringan.

“Kalau harga bervariasi tergantung mesin dan spesifikasi pesawatnya. Bisa 600 ribu sampai 3 juta,” kata dia.

Baca Juga:   3 Indonesia Berikan Kuota Besar dengan Harga Hemat

Riswan menyadari, kecintaannya pada dunia kedirgantaraan hanya sebatas hobi merakit pesawat aeromodeling. Lewat kegemarannya itu, ia ingin memberi pesan ke generasi muda agar memiliki minat dalam dunia penerbangan.(MS10)