Medan, Mediasumutku.com- Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Cabang Sumatera Utara, Moko Panggabean, mendukung sepenuhnya PT Bank Sumut selaku bank milik masyarakat Sumatera utara untuk menjadi salahsatu dari 12 bank yang akan ditunjuk menjadi penyalur dari sisa kuota FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) untuk sisa akhir tahun anggaran 2019 ini.
Dukungan ini disampaikan Moko Panggabean kepada Mediasumutku.com melalui handphone, Jumat (16/8/2019) sore. Moko yang saat itu sedang berada di Jakarta untuk mengikuti rapat koordinasi (rakor) bersama DPP dan DPD REI se-Indonesia, Direktur Utama (Dirut) Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono yang diwakili oleh Direktur Consumer Banking BTN Budi Satria dan Eko Djoeli Heripoerwanto selaku Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kata Moko, pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR menarik kembali sisa kuota FLPP sebanyak 17 ribu unit dari sejumah bank yang tidak perform dalam penyaluran dana FLPP.
Sisa kuota FLPP itu, kata Moko, akan disalurkan kembali oleh Kementerian PUPR kepada BTN dan 12 bank lain di berbagai daerah di Indonesia yang dinilai sangat perfom dan maksimal dalam penyaluran dana FLPP.
“Bank Sumut itu, menurut Pak Eko Djoeli Heripoerwanto selaku Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sangat perform dan maksimal dalam menyalurkan dana FLPP yang dialokasikan. Saya dan REI Sumut sendiri dipastikan mendukung Bank Sumut sebagai bank milik masyarakat Sumut untuk mendapatkan sisa kuota itu,” kata Moko.
Ia memprediksi, kemungkinan Kementerian PUPR akan menyalurkan 1000 unit rumah untuk didanai dari sisa kuota dana FLPP melalui Bank Sumut yang dipandang sebagai bank daerah yang baik kinerjanya dalam penyaluran dana FLPP.
Baca juga: Ketua REI Sumut Sambangi Dapur Redaksi Mediasumutku.Com
“Kalau seribu unit yang dialokasikan ke Bank Sumut bisa terserap sampai bulan Desember 2019, wah, itu sudah sangat bagus sekali. Mudah-mudahan Bank Sumut dapatlah seribu unit,” ujar Moko.
Sejatinya, kata Moko, untuk tahun 2019 ini FLPP yang dialokasikan adalah untuk pembangunan 30 ribu unit rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dana FLPP kemudian disalurkan ke sejumlah bank pelaksana.
Namun karena ada sejumlah bank yang tidak maksimal menyalurkan dana FLPP, Moko menyebutkan, pemerintah menarik dana pembiayaan itu kembali.
Dari 68 ribu unit, kata Moko, yang tersalur hanya 51.000. Begitu juga pembangunan perumahan MBR yang menggunakan skema SSB (Subsidi Selisih Bunga) yang diproyeksikan untuk 100 ribu unit rumah, namun yang terealisasi 87 ribu unit.
“Jadi, dana FLPP yang tidak terealisasi adalah 17 rbu unit, sementara untuk skema SSB, yang tidak terealisasi adalah 13 ribu,” tegas Moko Panggabean.(MS1/MS1)