MEDAN-Revitalisasi Lapangan Merdeka akan disajikan dengan penataan yang indah dan nilai budaya. Hal itu dikarenakan Walikota Medan Bobby Nasution ingin menjadikan lapangan bersejarah menjadi ruang terbuka hijau (RTH) dan cagar budaya. Selain itu, juga sekaligus pelestarian budaya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dalam melakukan revitalisasi, Bobby ingin tetap mempertahankan bentuk asli Lapangan Merdeka sekaligus mempertahankan kelestarian pohon-pohon trambesi yang sudah ada sejak zaman Belanda. Termasuk, mempertahankan fungsi dan karakter lapangan yang dulunya bernama de Esplanade sebagai ruang terbuka kota bersejarah. Di samping itu revitalisasi yang dilakukan sejalan dan terintegrasi dengan pembenahan kawasan bersejarah Kesawan.
“Jadi Lapangan Merdeka nantinya akan kita buat menjadi RTH untuk menampung segala kegiatan masyarakat di dalamnya, serta sebagai cagar budaya. Kita berharap agar desain yang sudah direncanakan ini dapat segera terwujud. Semoga tahun depan (revitalisasi) bisa kita laksanakan,” kata Bobby Nasution saat memimpin Pemaparan Desain Revitalisasi Lapangan Merdeka di Balai Kota beberapa waktu lalu.
Revitalisasi Lapangan Merdeka yang akan diisi dengan penataan indah dan nilai budaya oleh Bobby Nasution mendapat perhatian dari Budayawan sekaligus Sastrawan Kota Medan Dr Shafwan Hadi Umry. Shafwan menilai, langkah Bobby Nasution untuk mensajikan penataan yang indah sekaligus mempertahankan nilai budaya sudah sangat tepat. Oleh karenanya, Shafwan sangat mendukung langkah yang dilakukan menantu Presiden Joko Widodo tersebut.
“Ini (revitalisasi) sudah tepat. Dengan dilakukannya revitalsiasi, Lapangan Merdeka nantinya dapat menjadi tempat yang semakin tertata sekaligus nilai budaya yang terkandung di dalamnya selama ini tidak akan hilang,” ungkap Shafwan.
Apalagi, jelas Shafwan, tujuan dari revitalisasi ini adalah melakukan penataan kota sekaligus melakukan pelestarian budaya dan nilai yang terkandung di dalamnya. Menurut Safwan, ada beberapa faktor pendukung dalam melakukan revitalisasi lapangan yang telah digunakan untuk berbagai kegiatan bersejarah, salah satunya upacara penyambutan pilot pesawat yang pertama kali mendarat di Medan pada 22 Nopember 1924 ini yakni budaya dan kultur yang dimiliki Kota Medan.
“Lapangan Merdeka yang akan dijadikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) ini nantinya bisa dijadikan sebagai tempat pesta budaya juga. Saya berharap itu bisa terwujud, sehingga kita bisa lagi menikmati kembali permainan tradisional di Lapangan Merdeka. Nilai-nilai budaya yang ada jangan sampai hilang,” harapnya. (MS7)