mediasumutku.com | JAKARTA – Di perdagangan Jumat (4/10) kemarin, rupiah ditutup menguat ke level Rp 14.138 per dolar AS, menguat 0,24% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.172 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah menguat 0,25% dari level Rp 14.173 per dolar AS pada Jumat (27/9).
Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai masih bergerak fluktuatif di awal pekan. Rilis data domestik dan global menjadi motor pergerakan rupiah.
Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah ada di level Rp 14.135 per dolar AS, menguat 0,41% dari sehari sebelumnya. Selama sepekan, rupiah di kurs tengah BI menguat 0,44%.
Menanggapi hal tersebut, Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, nilai tukar rupiah akan berbalik melemah di awal pekan. Ia menilai perlambatan ekonomi global masih menjadi hambatan bagi pergerakan rupiah.
Hanya saja, ia bilang ada angin segar untuk mengurangi tekanan seiring data tenaga kerja AS yang baru rilis lebih rendah dari perkiraannya 145.000 yakni hanya 136.000.
“Namun, tetap sentimen saat ini hindari aset berisiko,” ujar Faisyal.
Dia menebak rupiah masih sulit menguat dengan pergerakan di kisaran Rp 14.060 – Rp 14.200 per dolar AS.
Tapi, ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri justru optimistis mata uang garuda akan melanjutkan penguatan. Selain karena rilis data tenaga kerja AS yang bagus, Reny juga bilang rilis data cadangan devisa pada awal pekan nanti turut menopang penguatan rupiah.
Ia memperkirakan data cadangan devisa yang Indonesia masih akan tinggi. “Cadangan devisa masih cukup tinggi, masih akan berada di atas US$ 123 miliar,” jelas Reny.
Menurut Reny, pergerakan rupiah di awal pekan masih berada di kisaran Rp 14.100 – Rp 14.175 per dolar AS dengan potensi menguat. [kontan]