Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineKesehatanOlahraga

Sejumlah Terobosan Kemenkes Merespons Lonjakan Kasus

×

Sejumlah Terobosan Kemenkes Merespons Lonjakan Kasus

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Saat ini terjadi lonjakan kasus COVID-19 dan peningkatan kasus masuk rawat inap. Untuk itu, Kementerian Kesehatan tetap berusaha melakukan konversi tempat tidur agar 30% tempat tidur di rumah sakit tersedia untuk perawatan pasien COVID-19.

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi, saat ini kasus COVID-19 yang masuk rumah sakit di DKI Jakarta dan beberapa wilayah di pulau Jawa meningkat tajam dan hampir mencapai batas kapasitas RS. Di DKI Jakarta, angka Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian
tempat tidur yang hampir menyentuh 90%.

Merespons hal itu, Pemerintah dalam hal ini Kemenkes, Kemenag dan Provinsi DKIJ akarta mengambil langkah nyata untuk menyiapkan fasilitas layanan kesehatand arurat untuk pasien positif COVID-19 dengan gejala sedang dapat dirawat diA jsrama Haji Pondok Gede.

Baca Juga:   Stok Vaksin Tinggi untuk Distribusi Ke Daerah, Tidak Ada Vaksin Terbuang atau Hilang

Untuk kebutuhan ini, lanjut dr Nadia, Pemerintah telah melakukan renovasi kamar, tempat tidur, penyediaan alat kesehatan dan fasilitas pendukung medis serta non medis lainnya di Asrama Haji Pondok Gede. Terdapat 8 gedung di Wisma Haji ini yang siap dipakai. Terdiri dari 1 gedung Arafah untuk perawatan intensif, 2 gedung untuk asrama Perawat, dan 5 gedung lagi telah disiapkan untuk perawatan pasien positif COVID-19 dengan gejala sedang.

“Secara total, di Asrama Haji ini Pemerintah telah menyiapkan 860 tempat tidur isolasi, 50 ICU (Intensive Care Unit), dan 40 HCU (High Care Unit). 5 gedung yang telah disiapkan sebagai ruang perawatan bagi pasien COVID-19 dengan gejala sedang dan juga tersedia HCU di masing-masing gedung, adalah gedung A, B, C, H dan D5,” papar dr Nadia saat menyampaikan perkembangan terkini implementasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Jumat (9/7).

Baca Juga:   145 Kasus Varian Ganas Covid-19 Menyebar di Indonesia

Dalam kesempatan itu, dia mengimbau agar proses skrining awal pasien COVID-19 dilakukan dengan ketat, untuk memastikan hanya pasien dengan gejala sedang dan
berat/kritis yang dirawat di RS. Sedangkan pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala melakukan isolasi mandiri di rumah atau di fasilitas isolasi terpusat.

Layanan Telemedicine

Guna melengkapi layanan pasien COVID-19 yang selama ini sudah dilakukan di Puskesmas, dr Nadia menyebut, pihaknya telah menyediakan sebagai layanan konsultasi dan paket obat isolasi mandiri COVID-19 secara gratis. Upaya untuk memastikan bahwa semua pasien positif COVID-19 mendapatkan layanan kesehatan, pemerintah bekerja sama dengan 11 platform telemedicine.

Kemudian, masih menurut dr Nadia, saat ini sudah ada 742 lab yang terafiliasi dengan Kemenkes dan memasukkan data ke dalam National all record (NAR) secara real time. Dari data laporan tersebut, Kemenkes akan mengirimkan notifikasi dan kode untuk mengakses layanan telemedicine melalui Whatsapp.

Baca Juga:   Ketua TMP Kota Medan Dukung Usulan Sabam Sirait Jadi Pahlawan Nasional

“Pasien secara langsung dapat memanfaatkan kode layanan untuk berkonsultasi dengan dokter dari salah satu platform telemedicine, serta mendapatkan paket obat apabila mengalami gejala ringan, atau vitamin bila tidak mengalami gejala apapun,” ujarnya.

dr Nadia mengimbau melalui peluncuran layanan telemedicine ini agar masyarakat melakukan pemeriksaan swab PCR/antigen hanya di laboratorium yang terafiliasi dengan Kemenkes untuk memastikan bantuan pemerintah bisa diakses dan dimanfaatkan. Dengan layanan telekonsultasi ini, pasien COVID-19 konfirmasi positif mendapatkan layanan medis tepat waktu, tanpa perlu antre di RS.

“Dengan demikian layanan rumah sakit dapat diprioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang dan berat/kritis,” kata dr Nadia.