TANJUNGBALAI- Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) berperan penting dalam menjamin kesehatan masyarakat Indonesia tidak terkecuali peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Salah satu peserta yang telah merasakan manfaat Program JKN-KIS tersebut adalah Syamsiah (65). Ditemui tim Jamkesnews di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tanjung Balai saat mengantre untuk penggantian kartu JKN-KIS Kamis, (23/11), Syamsiah bersedia membagikan pengalamannya memanfaatkan kepesertaan JKN-KIS.
Pada usia senjanya, keadaan kesehatan Syamsiah semakin menurun terlebih setelah kematian sang suami tercinta.
“Dulu tidak pernah pakai (red: JKN-KIS) walaupun sudah lama terdaftar. Baru-baru ini saja saya sering sakit-sakitan apalagi setelah suami meninggal bulan Agustus 2021 lalu,” ungkap peserta segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) tersebut.
Syamsiah kerap mengalami sakit kepala dan mag yang mengharuskannya mengonsumsi obat secara rutin.
“Sekarang saya sering sakit kepala dan mag sampai muntah dan lemas. Kata dokter darah rendah juga, kadang tensi juga tinggi. Makanya saya rutin berobat ke Puskesmas dan mengambil lima macam obat hampir sebulan sekali tergantung kapan obatnya habis,” ungkap Syamsiah yang datang diantar oleh sang cucu tersebut.
Pada Agustus 2021 lalu Syamsiah pertama kali memanfaatkan JKN-KIS untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan menjalani rawat inap di klinik.
“Mungkin karena kepikiran terus, kepala saya sakit dan akhirnya tumbang sehingga harus rawat inap di klinik dekat rumah saya selama seminggu,” ungkap warga Kecamatan Tanjungbalai Utara tersebut.
Syamsiah merasa puas atas pelayanan kesehatan yang didapat dengan memanfaatkan kepesertaan JKN-KIS.
“Saya dirawat di kamar yang ada beberapa orang, pelayanan yang saya dapat sangat baik. Mulai dari syarat-syarat masuk ruang rawat inap sampai saat pengambilan obat-obatan prosesnya sangat mudah untuk orang tua seperti saya ini,” ungkap Syamsiah yang kesehariannya bekerja sebagai pengupas kelapa tersebut.
Syamsiah juga bersyukur selama ia memanfaatkan kepesertaan JKN-KIS tersebut, dirinya tidak dipungut biaya apapun.
“Alhamdulillah gratis semua, tidak dipungut biaya apapun. Intinya kami sangat berterima kasih karena tanpa JKN-KIS ini saya tidak akan bisa berobat, karena upah saya sekitar 15 ribu per hari dan dipakai juga untuk menghidupi cucu saya. Semoga JKN-KIS tetap bisa membantu orang-orang seperti kami ini,” tutup Syamsiah dengan mata berkaca-kaca. (MS10)