MEDAN- Direktur & Chief Strategic Transformation and Information Officer PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), Yessie D. Yosetya, mengingatkan pentingnya keberadaan “jalur bakat untuk perempuan” (female talent pipeline) guna memastikan kaum perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menuju posisi manajemen senior di semua sektor industri. Menurutnya, dalam beberapa dekade terakhir, meski kesetaraan gender dan partisipasi perempuan dalam memajukan ekonomi terus meningkat, namun jalur bakat bagi mereka dinilai justru semakin menyempit.
“Pada kenyataannya, menurut data Global Gender Gap Report (GGGR) 2021, hanya 27% dari peran kepemimpinan dalam posisi manajerial merupakan perempuan. Dalam hal kesetaraan gender, angka ini menunjukkan sedikit kemajuan dibandingkan dari satu tahun yang lalu, namun masih tetap kurang terwakilkan secara signifikan. Di tingkat global, hanya ada tiga pemimpin perempuan dengan kulit berwarna yang terdaftar sebagai CEO di perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune 500,” papar Yessie dalam kapasitas sebagai Chair dalam Forum G20 Empower Indonesia, Selasa (17/8/2021)
Menurut Yessie, kondisi tersebut terlihat semakin buruk lagi dengan adanya dampak dari pandemi Covid-19. Mengutip data Organisasi Buruh Internasional (ILO), pengurangan pekerjaan tahun 2020 lebih tinggi menerpa perempuan daripada kepada pria. Oleh karena itu, pandemi juga memunculkan kendala baru bagi upaya meningkatkan kesetaraan gender di seluruh dunia, termasuk pada jalur bakat bagi perempuan.
Setelah berinvestasi pada pegawai perempuan saat mereka memasuki posisi junior, pengusaha tampaknya memang sering kehilangan keberadaan mereka karena gagal mempertahankan talenta di jenjang yang lebih tinggi. Hal ini senada dengan kekhawatiran yang sempat mengemuka di dalam Forum Ekonomi Dunia 2020, bahwa terjadi hambatan dalam proses retensi perempuan dalam saluran bakat dan dalam promosi mereka ke peran kepemimpinan yang sangat berpotensi mempengaruhi upaya peningkatan kesetaraan gender di kalangan swasta.
“Riset telah menunjukkan berulang kali bahwa semakin banyak sebuah perusahaan memiliki manajer perempuan dan menjunjung tinggi kesetaraan gender, maka akan semakin menguntungkan. Kuota atau target dalam dunia bisnis dapat memastikan bahwa perempuan yang memenuhi syarat tidak lagi ditolak akses mereka dalam posisi manajemen karena jenis kelaminnya,” lanjut Yessie.
Yessie mengajak para pemimpin dari sektor swasta di Indonesia untuk bekerjasama mengatasi dampak pandemi Covid-19 dan sekaligus memperkuatkan kesetaraan gender hingga tingkatan kepemimpinan. Hal-hal konkrit yang bisa dilaksanakan sangat jelas seperti yang sudah disebutkan di atas.
“Selain itu, saat ini perempuan memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dalam kepemimpinan, sekaligus berpartisipasi lebih banyak dalam penanganan dampak pandemi,” ujarnya.(MS11)