Medan, Mediasumutku.com– Harga jual karet yang dihasilkan para petani karet saat ini masih didikte oleh para pengepul atau agen pengumpul, yakni berkisar Rp 6.500 per kilogram (kg) untuk bahan olah karet (bokar) basah. Jumah itu bisa dinaikan hingga menjadi Rp 9000 per kg.
“Kita bisa tidak berdaya, karena mayoritas karet kita untuk ekspor, dan harga karet mengikuti pasaran internasional. Namun, dengan kondisi itu apakah kita bisa membentuk petani? Jawabannya, bisa. Caranya, bentuk kelompok petani, harus berkelompok, bentuk kelompok tani agar bisa menghasilkan bahan olah karet yang seragam, baik dari sisi mutu maupun bentuknya,” ujar Sekretaris GAPKINDO Cabang Sumatera Utara Dr Ir Edy Irwansyah MSi.
Hal itu dikatakan Edy Irwansyah saat menjawab pertanyaan terkait harga karet dari salah satu peserta acara bimbingan teknis (bimtek) bertajuk “Mencegah dan Mengatasi Gugur Daun Akubat Infeksi Pestalotiopsis” di Kebun PT Paya Pinang, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Rabu (4/9/2019).
Sejumlah tokoh berkompeten tampil sebagai pembicara dalam bimtek tersebut seperti Ir Priyo Adi Nugroho MSi dari Balai Penelitian Karet Sei Putih, agronomis atau ahli tanaman perkebunan Ir H Bambang Eko, dan Sekretaris GAPKINDO Cabang Sumatera Utara Dr Ir Edy Irwansyah MSi sendiri, serta dimoderatori oleh Ir H Kacuk Sumarto MBA selaku pengurus pusat GAPKINDO.
Terutama sekali, kata Edy dalam acara itu, karet yang dihasilkan para petani karet yang tergabung dalam kelompok tani adalah mutunya yang sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 38/Permentan/OT.140/8/2008 Tentang Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (Bokar).
Baca juga: Pakar Karet: Belum Ada Klon yang Tahan terhadap Serangan Pestalotiopsis
Pestalotiopsis Mewabah, Kementerian Pertanian Diminta Turun Tangan
Uhendi Haris: 103 Ribu Ha Lahan Karet Dihajar Pestalotiopsis
Cendawan Pestalotiopsis Serang Perkebunan Karet, Timbulkan Kerugian
“Istilah kami itu sudah bokar bersih. Kalau sudah bokar bersih, kelompok tani ini akan kami antarkan langsung ke pabrik karet manapun,” kata Edy.
Jika harga karet basah petani dihargai pengepul senilai Rp 6000, maka jika semua syarat terpenuhi, maka harganya bisa lebih tinggi dan mendapatkan selisih Rp 2.500 per kg bokar bersih.
Adapun volume bokar bersih, ujar Edy, bisa dalam kecil terlebih dahulu maupun dalam skala yang besar.
Kata dia, bantuan kepada para petani karet yang bersedia bergabung dalam kelompok tani sudah mereka praktekan di berbagai kabupaten penghasil karet di Sumut. (MS1/MS1)