Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
HeadlineInternasional

Gara-gara Bayi Menangis, Omak-omak Ini Ngamuk di Pesawat

×

Gara-gara Bayi Menangis, Omak-omak Ini Ngamuk di Pesawat

Sebarkan artikel ini

mediasumut.com | MALAYSIA – Beberapa maskapai penerbangan bahkan ada yang menerapkan zona bebas anak, yang tentunya mencegah keributan. Salah satu hal paling menakutkan bagi sebagian orang dalam penerbangan adalah bayi yang menangis.

Seperti keributan ini di dalam pesawat terjadi antara pasangan muda dan seorang ibu yang tidak disebutkan namannya. Hal ini dilatarbelakangi teguran dari pasangan muda terhadap seorang ibu terkait tangisan bayinya.

Peristiwa itu terjadi dalam penerbangan salah satu maskapai dari Kuala Lumpur ke Wuhan pada Senin (7/10) lalu. Seseorang yang merekamnya menjelaskan, bayi yang dibawa oleh ibu tersebut menangis sejak lampu di pesawat dimatikan.

Karena tidak dapat mentolerir kebisingan yang terus-menerus dari anak itu, pasangan muda di depan berbalik untuk bertanya apakah sang ibu dapat melakukan sesuatu tentang hal itu.

Baca Juga:   Pemakaman Jenazah Korban Covid-19 Sesuai dengan Protokol Medis dan Fatwa MUI

“Jika kamu pikir kamu sangat baik, jangan pernah punya anak seumur hidupmu,” kata ibu tersebut dengan nada tinggi.

Ibu tersebut terus mencaci maki pasangan itu tanpa henti, berulang kali mengumumkan dengan suara keras bahwa keduanya tidak memiliki moral dan mengutuk mereka untuk tidak memiliki anak.

Sang ibu menjelaskan dirinya di bagian akhir video, mengatakan bahwa dia sudah melakukan yang terbaik dalam menenangkan anaknya, karena itu mendengar kata-kata pasangan muda itu membuatnya marah.

Netizen, bagaimanapun, tidak terkesan dengan penjelasan sang ibu. Banyak yang percaya nadanya terlalu keras dan dia dapat dengan mudah menyelesaikan situasi dengan meminta maaf, karena anaknya memang mengganggu penumpang lain.

Baca Juga:   Kemenhub Larang Pesawat Pembawa Penumpang Beroperasi

Beberapa lebih empati terhadap kesulitan ibu, percaya bahwa hal-hal tertentu hanya dapat dipahami ketika Anda menjadi orang tua.[asiaone]