Medan, Mediasumutku.com– Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Sumatera Utara (TP-PKK Provsu) Hj Nawal Edy Rahmayadi yakin gerakan Indonesia Bebas Tahun 2025 akan bisa terwujud tepat waktu.
Hal ini bisa direalisasikan apabila pemerintah, industri, dan masyarakat mampu menjadikan sampah penambah pundi-pundi penghasilan melalui gerakan bank sampah secara masif dan menasional.
Hal itu dikemukakan Hj Nawal dalam acara peresmian Bank Sampah Nusa 3 Hijau di halaman PTPN III Jalan Sei Batanghari nomor 2, Kecamatan Medan Sunggal, Selasa (20/8/2019) pagi.
Hadir dalam acara itu Deicy Dolly Pulungan selaku Ketua dan Kordinator Ikatan Keluarga Besar Indonesia (IKBI) PTPN III.
Lalu, Ketua Ikatan Istri Pimpinan (IIP) BUMN Pusat Eri Imam Apriyanto, Sekretaris IIP BUMN Pusat Lina Djatmiko, Ketua Gerakan Indonesia Bersih Endah Kuswiyoto.
Juga hadir Ketua IIP BUMN Sumut, Jambi, Aceh, dan Direksi PTPN III, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Utara (BLH Sumut) Binsar Situmorang, dan anak-anak dari Panti Asuhan Yayasan AL-Washliyah Johor Medan.
Hj Nawal dalam sambutannya menyebutkan, pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh industri dan rumahtangga sangat merugikan manusia, baik langsung ataupun tidak langsung.
“Karena itu saya selaku Ketua Tim Pengerak PKK Sumatera Utara sangat mengapresiasi tinggi peresmian bank sampah ini,” ujar Nawal.
Ia yakin kehadiran Bank Sampah Nusa 3 Hijau bisa mengubah paradigma masyarakat terhadap keberadaan sampah.
Kata dia, bank sampah adalah sebuah sistem pengelolaan sampah yang mampu mendorong partisipasi masyarakat untuk tidak membuang sampah secara sembarangan.
Bank sampah, kata Nawal, akan mampu membuat masyarakat membantu pemerintah menangani pengelolaan sampah di Indonesia, termasuk di Provinsi Sumatera Utara.
Kata Hj Nawal, hasil dari pengelolaan sampah melalui sistem bank sampah justru dapat lebih berguna bagi masyarakat. Keberadaan bank sampah, ujarnya, justru bisa membuat Indonesia bergerak menjadi bangsa yang bebassampah pada tahun 2025.
“Tanpa edukasi sia-sia usaha kita. Pengelolaan sampah harus dimulai sejak dari sumbernya, dari rumah-rumah kita. Para Ibu, kita ajarkan anak-anak kita. Penerapan prinsip 4R yakni Reduce, Reuse, Recycle, dan Replace kita terapkan di rumah masing-masing. Jika di rumah sudah tertib, mudah-mudahan kebiasaan tersebut akan dibawa saat ke luar rumah,” ucapnya.
Nawal juga memaparkan, terkait penanganan sampah, beberapa langkah sudah dilakukan Pemprov Sumut melalui Dinas Lingkungan Hidup, yakni membangun Pusat Daur Ulang (PDU) sampah di Desa Ujung Bandar, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhan Batu.
Telah dilakukan pula penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara (PPSU) dengan HGNS inc dalam rangka kerja sama tentang pengelolaan sampah di Kota Medan, Binjai, Deliserdang (Mebidangro) dan sekiratnya.
HGNS adalah perusahaan konsultan atau penyedia solusi di bidang pengolaan limbah yang berbasis di Seoul, Korea Selatan.
“Dan masih banyak lagi yang sudah dilakukan termasuk normalisasi sungai. Sungai-sungai dibersihkan dari sampah, ini juga merupakan bagian dari upaya mewujudkan program Medan Menuju Bebas Banjir 2022,” tutur Nawal.
Di akhir sambutannya, Nawal mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada PTPN III atas acara peresmian tersebut. Dirinya berharap nantinya akan ada kerja sama di bidang lainnya demi memajukan Sumut.
Begitu pun kepada masyarakat, Nawal juga meminta agar mendukung program-program Pemprov.
Suhendri selaku Senior Excecutive Vice President (SEVP) Koordinator PTPN III menyampaikan bahwa Bank Sampah ini merupakan ide kreatif dari Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Istri (IKBI) PTPN III Deicy Dolly Pulungan dan keterlibatan seluruh manajemen PTPN III.
“Bermula dari ide Ibu Deicy untuk memaksimalkan peran IKBI untuk mendukung Gerakan Indonesia Bersih serta mendukung maksimalkan ekonomi kerakyatan. Pihak manajemen tidak menemukan kesulitan mewujudkan ini karena memang sejalan dengan visi misi perusahaan,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum IKBI PTPN III Deicy Dolly Pulungan mengungkapkan bahwa masalah sampah sudah menjadi isu nasional.
Apalagi, kata Deicy, penanganan sampah Indonesia saat ini belum dilakukan sesuai harapan, khususnya penanganan maupun pengelolaan sampah yang berasal dari rumahtangga.
Padahal, jika dikelola dengan baik bisa dimanfaatkan untuk energi, kompos, bahan baku industri. “Kita harapkan nantinya Bank Sampah ini memberikan efek snowball, yakni tertular di PTPN lainnya, sehingga Indonesia Bersih Sampah 2025 bisa terwujud,” harapnya.
Ia lalu mengutip data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah dan Limbah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bahwa sepanjang tahun 2018 seluruh rumahtangga di Provinsi Sumatera Utara menghasilkan 0,7 kilogram (kg) sampah setiap hari.
Lalu, bila ditotal dari 33 kabupaten dan kota di Sumut, Deci menyebutkan ada 10,1 ton sampah masyarakat per hari.
Untuk kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, sambung Deicy, meghasilkan 16,6 persen dari 10,1 ton sampah tersebut.
Deicy Dolly Pulungan melihat masih banyak masyarakat yang mengganggap barang sisa sebagai hal yang tidak berguna. Padahal, kata dia, ini bisa dimanfaatkan menjadi barang bernilai ekonomi.
Karena itu, pihaknya berharap melalui kehadiran bank sampah Nusa Hijau mampu membuat masyarakat berpatisipasi dalam kegiatan bank sampah ini.
Kata Deicy Dolly Pulungan, masyarakat nantinya dapat menjual sampah dan hasil penjualannya dapat disimpan dalam bentuk tabungan.
Nantinya, kata Deicy, sampah–sampah ini akan didaur ulang menjadi berbagai macam barang yang bermanfaat, antara lain menjadi pupuk kompos.
“Sementara untuk sampah anorganik akan diolah menjadi kerajinan tangan yang memiliki nilai guna dan nilai jual serta dapat ditukarkan dengan bahan pokok seperti gula, beras, dan minyak goreng,” tegas Deicy Dolly Pulungan. (MS1/cr1).