mediasumutku.com | ASAHAN– Kawasan hutan mangrove yang berada di pesisir Kabupaten Asahan tepatnya di desa Silau Baru, Kecamatan Silau Laut kini dikelola cantik berkonsep edukasi wisata (eduwisata) berdaya tarik tinggi.
Sekelompok pemuda desa ini bersusah payah menjadikan tempat tersebut ramai dikunjungi banyak orang dengan pemandangan hutan mangrove yang asri dan alami. Jalan setapak ratusan meter dibangun diatas jembatan kayu mangrove dan bisa dilalui menuju bibir pantai.
Disamping itu, di lokasi tersebut juga terdapat pembudidayaan ikan, kepiting, dan hewan lainnya. Serta direncanakan akan dibangun rumah pohon, warung apung dan sejumlah spot foto yang dapat memanjakan pengunjung.
Berdirinya lokasi wisata baru itu mendapat dukungan penuh oleh Kepala Desa Silo Baru, Ahmad Sofyan. Ia menyebutkan, yang melatarbelakangi kelompok masyarakatnya mengubah kawasan mangrove menjadi tempat wisata lebih mendongkrak potensi ekonomi.
Menurutnya, hutan mangrove di kawasan Desa Silo Baru memiliki banyak tanamannya yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi panganan dan oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang pengunjung.
“Yang melatarbelakangi, kelompok berpikir bagaimana hutan kemitraan ini menjadi sebuah daya dongkrak ekonomi, sehingga mereka berpikir untuk membuat wisata mangrove dan alhamdulillah berkat kerja keras masyarakat lokasi ini mulai dikenal luas di Kabupaten Asahan,” kata Sofyan, Minggu (13/9/2020).
Pihaknya berharap, wisata mangrove ini hadir sebagai nuansa baru wisata di sumut yang akan menyajikan beberapa produksi dari tanaman mangrove seperti dodol dari mangrove, sirup, keripik yang akan menjadi ciri khas dan oleh-oleh untuk dibawa pulang.
Untuk wisatawan yang ingin datang ke lokasi ini, kita barus menempuh jarak sekitar 30 kilometer memakan waktu kurang lebih 30-45 menit perjalanan dari kota Kisaran. (MS10)