Scroll untuk baca artikel
HeadlinePendidikan

Perhimpunan INTI Beri Beasiswa ke 50 Mahasiswa

×

Perhimpunan INTI Beri Beasiswa ke 50 Mahasiswa

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Mediasumutku.com- Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) memberikan beasiswa kepada 50 mahasiswa dari berbagai etnis di Indonesia.

Beasiswa itu merupakan hasil kerjasama INTI dengan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Jakarta dan diperuntukan bagi generasi muda Indonesia untuk belajar ke negeri Tirai Bambu tersebut.

Baca juga: Sekretaris INTI Sumut, Tomi Wistan: “Talenta Seluruh Etnis Tinghoa Indonesia Tetap Akan Dikontribusikan”

Hal itu diungkapkan Ketua Harian DPP Perhimpunan INTI Dr Indra Wahidin dalam keterangan resminya kepada Mediasumutku.com, Rabu (21/8/2019).

Kata dia, pemberian beasiswa itu pun sudah diungkapkan saat INTI menggelar seminar bertajuk “Kebangkitan Tiongkok, OBOR, dan Implikasinya Terhadap Indonesia” yang digelar Pengurus Daerah Perhimpunan INTI DKI Jakarta di Auditorium Perhimpunan INTI MGK Kemayoran Office Tower B lantai 10, Jalan Angkasa kav. B6, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (17/8/2019).

Baca juga: Konjen RRT Mrs Qiu Weiwei Puji Peranan INTI

Tahun ini, kata Indra, Perhimpunan INTI bekerjasama dengan Kedutaan Besar Tiongkok memberikan beasiswa kepada anak-anak muda Indonesia untuk menuntut ilmu ke berbagai universitas ternama di Tiongkok.

Baca Juga:   Ahsan/Hendra Melaju ke Semifinal Setelah Kalahkan Pasangan Malaysia

Kata dia, para anak muda yang dikirim ke Tiongkok berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.

Jadi, kata Indra Wahidin, bukan hanya yang etnis Tionghoa saja (yang menerima beasiswa-red). Tetapi justru etnis Tionghoa yang lebih sedikit, selebihnya terdiri dari bermacam-macam suku di Indonesia.

“INTI tahun lalu memberangkatkan 20 mahasiswa ke Tiongkok, sedangkan tahun ini, memberangkatkan 50 mahasiswa/mahasiswi dengan beasiswa penuh untuk menuntut ilmu ke berbagai universitas terkemuka di Tiongkok,” ujar Indra Wahidin.

Seminar Kebangkitan Tiongkok
Dalam seminar bertajuk “Kebangkitan Tiongkok, OBOR, dan Implikasinya Terhadap Indonesia” hadir sejumlah pembicara yakni Prof A Dahana Ph.D selaku Guru Besar Chinese Studies, Universitas Indonesia (UI).

Lalu, ada Prof Anwar Nasution Ph.D selaku Guru Besar lImu Ekonomi UI, Dr. Drs Krisno Legowo MSi selaku pengajar di Sekolah Tinggi Intelijen Negara, Johanes Herlijanto M.Si Ph.D selaku pengajar di Universitas Pelita Harapan, dr. Indra Wahidin selaku Ketua Harian Perhimpunan INTI, dan dimoderatori oleh Pusanti BA MA Ph.D Candidate.

Prof. A. Dahana dalam pengantar diskusi itu menyebutkan, seminar membahas tiga isu yakni kebangkitan Tiongkok, jalur sutera baru, dan perang dagang Amerika versus Tiongkok.

Baca Juga:   REI Sudah Bangun Rumah Bersubsidi dalam Jumlah Besar di Indonesia

Topik itu muncul mengingat perkembangan Tiongkok di bidang ekonomi mencengangkan dunia.

“Apakah Tiongkok akan menggantikan Amerika Serikat sebagai Penguasa dunia? Seminar yang kita lakukan ini merupakan bagian dari pembekalan bagi 50 mahasiswa dan mahasiswi yang akan berangkat ke Tiongkok,” ujar A Dahana saat itu.

Sementara itu Anwar Nasution menilai Tiongkok telah mengintrodusir enam jenis kebijakan strategis di bidang ekonomi, politik dan keamanan yang akan mempengaruhi sistem ekonomi, keuangan, politik dan keamanan regional dan internasional.

Kata dia, kebijakan itu mencerminkan kesiapan negara Tiongkok untuk mengambil peranan yang Iebih besar dalam kepemimpinan politik, ekonomi dan militer dunia.

“Perekonomian Tiongkok tumbuh di atas 10 persen selama 40 tahun berturut-turut, karena Tiongkok berorientasi pada eskpor. Tiongkok itu membuat barang kebutuhan sehari-hari untuk ekspor, bukan membuat pesawat terbang seperti yang pernah dilakukan BJ Habibie,” ujar Anwar.

Ia menyarankan Presiden Jokowi agar mendorong serta meningkatkan ekspor dan berorientasi pada eskpor jika ingin perekonomian Indonesia tumbuh di atas 10 persen.

Pada kesempatan ini, Dr Indra Wahidin, Ketua Harian Perhimpunan INTI, mengatakan, sejalan dengan kebangkitan Tiongkok di sektor ekonomi dan kancah perpoIitikan internasional, dapat dipastikan di sepanjang jalur sutera akan menjadi motor penggerak atau lokomotif untuk meningkatkan perekonomian dan peradaban.

Baca Juga:   Update Covid-19 di Indonesia Per 1 Juni 2020: Positif 26.940, Sembuh 7.637, Meninggal 1.641

Di samping itu, kata Indra Wahidin, hal itu juga akan mampu menyejahterakan kehidupan rakyat di sepanjang jalur sutera dan memberi kontribusi terhadap perdamaian dunia.(MS1/ril)