Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

PHRI: Okupansi Hotel Bakal Turun Tahun Ini

×

PHRI: Okupansi Hotel Bakal Turun Tahun Ini

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | MEDAN – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Utara memproyeksikan tingkat okupansi atau keterisian pada saat libur Natal dan Tahun Baru, kali ini akan mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.

“Sampai sekarang okupansi hotel masih di angka 50-an persen,” kata Ketua PHRI Sumatera Utara, Denny S Wardhana, Senin (23/12).

Padahal, menurutnya, okupansi hotel sudah mencapai 80 persen pada masa yang sama tahun lalu. Itu artinya, keterisian hotel akan lebih sepi sekitar 30 persen selama libur dibandingkan dengan tahun lalu.

“Ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Faktor yang paling utama adalah karena tingginya harga tiket pesawat,” sambung Denny.

Selain mengurungkan rencana bepergian, kata dia, mahalnya harga tiket pesawat mendorong wisatawan memilih berlibur ke luar negeri, khususnya ke negara-negara tetangga.

Baca Juga:   Dampak Wabah Covid 19, Tingkat Hunian Hotel Turun Hingga 50 Persen

“Karena turunnya okupansi, banyak kalangan hotel membuat paket menginap yang ditujukan bagi tamu dari Medan dan sekitarnya,” ujarnya.

Dalam suasana yang sama pada tahun lalu, jumlah tamu hotel antara yang berasal dari luar dengan dalam kota, relatif sama banyak. Dan umumnya mereka sudah memesan (reservasi) kamar jauh hari sebelumnya.

“Mereka melakukan reservasi kamar karena sudah memesan tiket pesawat juga jauh hari sebelumnya, sebab lebih murah. Namun saat ini, harga tiket pesawat sama saja, baik dipesan jauh hari maupun last minute,” jelasnya.

Oleh karena itu, Denny meyakini penghuni hotel akan didominasi tamu dari dalam kota pada suasana peak season libur Natal dan Tahun Baru.

Baca Juga:   Bank Sumut Diminta Jaga Nama Baik dan Tambah Nasabah

Tetapi, ancaman penurunan okupansi tidak membuat kalangan hotel perang harga. Itu karena mayoritas dari mereka sudah memiliki segmen dan tamu reguler masing-masing.

“Biasanya kalangan perhotelan membuat paket menginap untuk lebih menarik tamu. Karena ,momen ini tergolong peak season, masa ketika banyak orang bepergian dan biaya transportasi serta akomodasi biasanya ada pada titik paling tinggi,” ungkapnya.