mediasumutku.com | MEDAN – Mahasiswa akan menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki tugas mempertahankan kedaulatan dan kemajuan bangsa. Mahasiswa dalam struktur pendidikan Indonesia menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi di antara jenjang lainnya.
Direktur Poltekpar Medan, Anwari Masatip mengatakan tugas mulia yang harus dilakukan seorang mahasiswa dengan melaksanakan kegiatan pendidikan. Pendidikan di sini adalah mahasiswa yang meminta kepada pihak kampus untuk memberikan pengajaran dengan fasilitas maksimal dalam proses kegiatan belajar dan mengajar.
“Selain belajar teori dan praktik yang sesuai dengan prodi masing-masing, mahasiswa sering kami bekali dengan ilmu pengetahuan yang dibawakan praktisi dari luar kampus,” katanya.
Dia menegaskan mahasiswa kami bekali tentang bagaimana cara menangkal radikalisme untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan di lingkungan Poltekpar Medan, khususnya dan bernegara pada umumnya,” tambahnya.
Maraknya demo mahasiswa akhir-akhir ini juga memancing keinginan mahasiswa Poltekpar Medan untuk turut serta.
Melalui kegiatan ini narasumber Albertus Magnus Putut Prabantoro, yang merupakan Konsultan Komunikasi Publik, Alumnus Lemhanas RI-PPSA XXI menyampaikan tentang kondisi Indonesia saat ini dan bagaimana seharusnya mahasiswa bersikap.
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Ni Wayan Giri, menyambut baik langkah Poltekpar Medan tersebut.
Menurutnya, mahasiswa saat ini sangat penting diberi pemahaman tentang radikalisme, sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga dan semakin kuat.
“Mahasiswa kita harus tetap menjunjung hospitality dan well grooming setiap hari,” ucapnya.
Indonesia saat ini membutuhkan para pemuda yang paham dengan situasi, yang diharapkan dapat menjadi agen perubahan. Penerus bangsa yang dapat memilah berita hoax atau bukan, tidak mudah terprovokasi, berkarakter jujur, setia pada Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, dan UUD 1945.
“People are the real differentiator. Saya meyakini yang membedakan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya adalah manusianya dan yang membedakan antara satu manusia dengan manusia lainnya adalah karakter dan kompetensinya,” kata Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya
“Sumber daya manusia pariwisata harus memiliki karakter cinta tanah air, daya juang yang tinggi karena tidak ada hal yang instan, serta wajib menolak malas. Mereka juga harus dilatih untuk membuat risiko menjadi sebuah tantangan,” tambahnya.