Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Headline

Usai Divaksin Kakek di Asahan Diduga Alami Kebutaan

×

Usai Divaksin Kakek di Asahan Diduga Alami Kebutaan

Sebarkan artikel ini

ASAHAN – Buyung Lubis seorang pria lanjut usia (lansia) warga Jalan H. Maksum Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan berusia 63 tahun mengaku mengalami kebutaan dan kini menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Medan usai divaksin booster pada bulan Agustus lalu.

Anak Maksum, bernama Andi Lubis (33) dikonfirmasi wartawan, Jumat (14/10/2022) mengatakan orang tuanya itu sejak divaksin mengalami gejala pusing hingga penglihatannya berkurang dan mengalami kebutaan setelah disuntik vaksin.

“Divaksin tepatnya tanggal 28 Agustus 2022 siang hari sekitar jam 2. Waktu itu ada acara ulang tahun salah satu OKP di Kisaran. Sehabis orang tua kami divaksin dia mengaku pusing dan mual-mual sampai penglihatannya berkurang dan sekarang matanya tidak bisa melihat lagi,” kata Andi.

Baca Juga:   Ada Rasa Haru dan Tawa Sukacita Pada Peringatan Hari Guru di YP Riad Madani

Karena kondisi kesehatan Buyung semakin memburuk keluarga kemudian membawa ke dokter spesialis di Kisaran. Hasil pemeriksaan diketahui Buyung mengalami kerusakan syaraf di bagian mata.

“Kemudian kami hubungi pihak dinas kesehatan mereka mengatakan akan membatu perobatan dengan menggunakan BPJS Kesehatan sampai kami di rumah sakit Haji Medan,” katanya.

Namun Andi dan pihak keluarga kini mengeluhkan janji untuk fasilitas perobatan tersebut tidak didapatkan secara maksimal dari dinas kesehatan Asahan yang menyatakan akan membantu biaya perobatan ayahnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kabupaten Asahan Syamsuddin, dikonfirmasi telah mengetahui hal ini. Dia mengatakan sejauh ini Pemerintah daerah telah memberikan fasilitas perawatan hingga perobatan yang dijalani oleh Buyung di rumah sakit.

Baca Juga:   BKD Asahan Didemo, Minta 2 ASN Terlibat Mesum di Pecat

“Seluruh biaya pertobatan ditanggung pemerintah daerah. Saat ini, Dinkes juga sedang menunggu hasil pemeriksaan dari sana terkait penyebab yang terjadi terhadap pasien,” ujarnya. (MS10)