Scroll untuk baca artikel
Berita SumutHeadlineMedanPolitikSumut

Wong Chun Sen : Jangan Memaknai ‘Hari Kesaktian’ Pancasila dengan Setengah Hati

×

Wong Chun Sen : Jangan Memaknai ‘Hari Kesaktian’ Pancasila dengan Setengah Hati

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | MEDAN-Setiap tanggal 1 Oktober kita memperingatinya sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Sebagian dari generasi muda khususnya generasi milenial akan bertanya apa itu Hari Kesaktian Pancasila dan bagaimana generasi penerus bangsa ini memaknainya.

Tanggal 1 Oktober setiap tahunnya sebagai hari Kesaktian Pancasila sekaligus sebagai hari libur nasional. Penetapan itu didasari oleh peristiwa yang terjadi pada hari dan bulan itu, dimana telah terjadi suatu usaha perongrongan Pancasila, namun berhasil digagalkan. Berbagai peristiwa yang pernah terjadi semenjak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga saat ini, yang pada akhirnya tidak menggoyahkan Pancasila sebagai dasar negara merupakan hal yang disebut sebagai kesaktian Pancasila.

Pancasila mengandung makna yang amat penting bagi sejarah perjalanan Bangsa Indonesia. Karena itulah Pancasila dijadikan sebagai dasar negara. Artinya segala tindak tanduk dari orang-orang yang termaktub sebagai warga negara dari republik yang bernama Indonesia, haruslah didasarkan pada nilai-nilai dan semangat Pancasila.

Baca Juga:   Realisasi Proyek Drainase Masih 10 Persen, Tapi 70 Persen Proyek Sudah Teken Kontrak
Anggota DPRD Medan Drs Wong Chun Sen, M. PdB

Anggota DPRD Medan Drs. Wong Chun Sen, M. PdB, Sabtu (30/9/2023) memyampaikan bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini mengusung tema “Pancasila Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Maju”. Dengan harapan seluruh warga negara benar-benar dalam memaknai Hari Kesaktian Pancasila ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

“Belakangan ini, banyak kenyataan yang bisa membuktikan bahwa nilai-nilai dan semangat Pancasila sudah kurang membumi. Salah satu bukti bahwa semangat dan nilai Pancasila tidak membumi di negeri ini adalah terlihat dari kebersamaan dan persaudaraan kita yang mulai melemah. Munculnya sikap in toleran dan apatis terhadap orang lain, ” katanya.

Padahal, kalau kita lihat dari sejarahnya bahwa bangsa ini dari awalnya adalah bangsa yang kaya akan keberagaman. Kaya akan perbedaan. Singkatnya, bangsa ini adalah bangsa yang pluralistik. Keberagaman menjadi jati diri kita sebagai sebuah bangsa. Karena itu, keberagaman tidak perlu dihilangkan. Dia hanya perlu dihargai, dihormati dan diperlakukan secara adil.

Baca Juga:   Warga Medan Tuntungan Terharu dan Meneteskan Air Mata Saat Dijenguk Daniel Pinem

“Bahkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut adalah hasil dari penggalian karakter dan budaya masyarakat Indonesia. Kemudian, kita patut bertanya, apa gerangan yang terjadi dengan perubahan politik kita sehingga Pancasila tidak layak lagi dijadikan sebagai asas dari seluruh perikehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk kehidupan berpolitik? Adakah sesuatu yang berubah dengan sejarah kita? Sejarah kesaktian Pancasila adalah sejarah yang sangat berharga, ” kata Wong Chun Sen yang juga Ketua Permabudhi Sumut.

Itu sebabnya, lanjut Ketua Taruna Merah Putih Kota Medan ini jangan memaknai Hari Kesaktian Pancasila dengan setengah-setengah apalagi dengan setengah hati. Jangan berkata mengerti Pancasila kalau dalam kehidupan sehari-hari masih memandang rendah orang lain.

Baca Juga:   DPRD Apresiasi Walikota Medan Atas Dukungan Perubahan Perda Pengelolaan Persampahan

“Makna penting Pancasila bagi bangsa Indonesia sebagai fondasi ideologis negara yang menekankan pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman dan menghormati hal asasi manusia. Lima sila dalam Pancasila apabila dimaknai secara utuh, maka keberagaman dan perbedaan akan terlihat indah ketika kita menjadikannya sebagai salah satu unsur pemersatu bangsa, ” tandasnya.