ASAHAN – Seorang Anak Buah Kapal (ABK) asal Tanjungbalai, Adlin (52), yang dilaporkan hilang selama 10 hari di wilayah perairan Asahan, Sumatera Utara, akhirnya ditemukan oleh tim Pos SAR Tanjungbalai Asahan.
Korban Adlin ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah terbawa arus hingga ke perairan Batu Bara.
Adlin, warga Perumnas Batu Lima, Tanjungbalai, merupakan ABK dari KM Marcopolo 5, kapal penangkap ikan yang sedang beroperasi di perairan Asahan.
Diketahui, kejadian nahas itu terjadi pada Selasa, 24 September 2024, ketika kapal mereka tidak bisa merapat ke dermaga karena kondisi air yang surut. Bersama empat ABK lainnya, Adlin mencoba menggunakan sampan kecil untuk bersandar ke daratan, namun ia terpeleset dan jatuh ke laut.
Komandan Pos SAR Tanjungbalai Asahan, Rommy Erwin Syahputra dalam keterangan persnya, Jumat (4/10/24) menjelaskan kronologi kejadian tersebut.
“Korban dilaporkan hilang pada 24 September. Saat itu, mereka sudah pulang dari menangkap ikan, namun karena air laut surut, kapal mereka tidak bisa merapat ke dermaga. Lima ABK, termasuk korban, kemudian menggunakan sampan kecil untuk mencapai daratan. Saat akan berpindah, korban terpeleset dan jatuh ke laut,” jelas Rommy.
Sejak kejadian tersebut, upaya pencarian dilakukan oleh para ABK yang dibantu oleh nelayan setempat. Namun, setelah pencarian selama tujuh hari tidak membuahkan hasil, operasi pencarian sempat dihentikan sesuai dengan prosedur operasional standar (SOP) SAR.
“Pencarian sempat dihentikan karena sesuai SOP, batas waktu pencarian adalah tujuh hari. Namun pada hari kesepuluh, kami menerima laporan dari nelayan yang menemukan jenazah korban di perairan Batu Bara,” lanjut Rommy.
Jenazah korban akhirnya dievakuasi oleh tim SAR Tanjungbalai Asahan dan diserahkan kepada keluarganya untuk proses pemakaman. Kasus ini menjadi pengingat betapa berisikonya pekerjaan sebagai nelayan, terutama ketika harus menghadapi cuaca dan kondisi laut yang tidak menentu.
Penemuan ini mengakhiri pencarian panjang yang melibatkan keluarga korban dan komunitas nelayan setempat yang terus berharap adanya keajaiban. Setelah dievakuasi, Adlin langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya, di Tanjungbalai. (MS10)