Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Pendidikan

Tingkatkan Pengetahuan, Dosen Inkes Helvetia Beri Penyuluhan Dampak Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi

×

Tingkatkan Pengetahuan, Dosen Inkes Helvetia Beri Penyuluhan Dampak Pernikahan Dini Pada Kesehatan Reproduksi

Sebarkan artikel ini

MEDAN-Dosen Institut Kesehatan Helvetia (IKH) Medan memberikan penyuluhan dampak pernikahan dini pada kesehatan reproduksi menuju kehidupan seks yang bebas melalui kegiatan pengabdian kepada Masyarakat di SMK Bimo Utomo BS Desa Sidodadi Kecamatan Batang Kuis.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diketuai oleh Bidan Nurrahmaton, SST, M.Kes Selaku Dosen Prodi Sarjana kebidanan dan Profesi Bidan dengan anggota Sri Juliani, SKM, M.Kes dan Bidan Novy Ramini Harahap, SST, M, Keb.

Kegiatan ini sebagai upaya dan usaha yang dilakukan Dosen Institut Kesehatan Helvetia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang bahaya dan dampak prilaku seks bebas pada remaja.

Ketua tim ibu Nurrahmaton mengatakan, secara umum, perilaku seksual ialah mulai dari perasaan tertarik hingga berkencan, hubungan seksual, dan seks. ada banyak faktor yang mempengaruhi seks bebas secara eksternal dan internal. Latar belakang keluarga, kelompok sebaya, perubahan biologis, pengalaman seksual, jejaring sosial, ketidaktahuan tentang kesehatan reproduksi remaja, perkembangan kognitif dan moral, serta media sosial yang mudah diakses membawa remaja kearah yang berdampak pada Kesehatan  mental dan reproduksi mereka.

Baca Juga:   Dosen IKH Berikan Penyuluhan Kesehatan Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Disebutkannya, data penyimpangan seksual remaja dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan sebanyak 32% remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota-kota besar di Indonesia pernah berhubungan seks), 26% dari  359  remaja  di  Yogyakarta  mengaku  telah  melakukan  hubungan seks. Menurut PKBI, akibat derasnya informasi  yang diterima remaja  dari berbagai media massa, memperbesar kemungkinan remaja melakukan praktek seksual yang tak sehat, perilaku seks pra-nikah, dengan satu atau berganti pasangan.

Dia menambahkan, tentunya kasus tersebut sangatlah memprihatinkan, karena kasus penyimpangan seksual banyak terjadi pada usia remaja. Jika keadaan ini terus terjadi akan berdampak pada keehatan reproduksi remaja, pernikhan dini dan gangguan pada kesehatan remaja dan masa depan remaja nantinya.

Baca Juga:   705 Mahasiswa KKN Universitas Asahan Dilepas Bupati

Remaja merupakan generasi penerus bangsa, oleh sebab itu perlu kita berikan edukasi pada remaja agar tidak terdampak pada gangguan kesehatan reproduksi.

Pada saat tanya jawab dilakukan diketahui remaja mengaku, tidak pernah mendapatkan pendidikan seks dari sekolah dan seks merupakan pembahasan yang tabu apabila dibicarakan di lingkungan keluarga, setelah penyuluhan selesai dilaksanakan pengetahuan remaja mengenai pendidikan seks pun meningkat mereka telah memahami apa yang dimaksud seks bebas, faktor penyebab, dampak dan upaya yang harus dilakukan terhadap pencegahan seks bebas.

Kegiatan ini disambut baik oleh Kepala Sekolah SMK Bimo Utoma BS. Kegitan tersebut dihadiri sekitar 30 orang siswa, para peserta mendengarkan dengan antusias dan tak sedikit pula yang mengajukan pertanyaan sehingga tarjalin komunikasi tanya jawab yang aktif. Mayang Wulan selaku ketua kegiatan berharap, setelah kegiatan ini berlangsung remaja memahami dan berkomitmen untuk menjauhi prilaku seks bebas. (***)

Baca Juga:   Wakil Bupati Asahan Hadiri Lomba di PKG Guru KB/TK di Kecamatan Pulau Rakyat